

Bangunan Berkualitas
Kualitas pasir yang rendah dapat menyebabkan retak dan timbul noda yang terjadi pada acian dan cat
Standar SNI maksimal 5% kadar lumpur yang tinggi dapat menyebabkan retak dan susut.Sebagai perumpamaan adalah sawah,lumpur akan mengembang ketika basah pada musim hujan dan pada musim kemarau saat kering lumpur akan menyusut dan terjadi retak yang dalam.Hal yang sama juga dapat terjadi pada plaster,kadar lumpur yang tinggi dapat menyebabkan kekuatan ikatan menjadi lemah dan banyak retak pada plaster. Untuk menguji kadar lumpur campurkan pasir dengan air dalam gelas dan kemudian kocok selama 1 menit. Biarkan pasir untuk mengendap selama 2-3 jam. Endapan halus yang terbentuk dapat dilihat sebagai lapisan lumpur di atas pasir.
Acian Putih TR30
Roskam Besi dan Styrofoam
Keuntungan acian menggunakan roskam besi adalah tebal acian akan lebih tipis dan lebih halus dibandingkan menggunakan roskam kayu. Dengan roskam besi acian dengan ketebalan 1 mm akan mudah dicapai. Roskam besi harus berbentuk persegi panjang dan lentur atau tidak boleh terlalu kaku.
Penggunaan Jidar dan kawat galvanis
Untuk mendapatkan hasil acian yang benar–benar rata, bisa menggunakan kawat galvanis diameter 1,5 mm (untuk tebal acian 2 mm) sebagai dudukan / tahanan jidar. Kawat galvanis fungsinya sama dengan kepala plesteran. Caranya kawat tersebut diikatkan dengan erat ke batas acian dinding bawah dan batas acian dinding atas dengan menggunakan paku. Posisi kawat harus dalam keadaan tertarik dan menempel plesteran. Jarak antara kawat disesuaikan dengan panjang jidar yang digunakan, biasanya sekitar 2-3m. Setelah adukan dihamparkan kemudian ratakan dengan menggunakan jidar. Dengan cara tersebut akan dihasilkan acian yang rata.
Aplikasi Acian Menggunakan Roskam Kayu
Roskam kayu bisa digunakan untuk aplikasi acian TR30 seperti yang biasa dilakukan para tukang. Mereka biasanya membuat roskam dengan ukuran lebih besar, lebar 10-15 cm dan panjang 30–40 cm sehingga menampung adukan lebih banyak. Hal tersebut dapat mempercepat aplikasi acian. Apabila menggunakan roskam kayu biasanya minimal ketebalan acian 2 mm dan permukaan acian tidak sehalus roskam besi. Hal tersebut dikarenakan permukaan kayu/multipleks lebih lengket.
Memoles dengan Roskam
Dimungkinkan untuk menggosok/memoles acian dengan roskam kayu, roskam plastik atau roskam besi tapi hasilnya akan memiliki beberapa noda. Roskam kayu akan memberikan noda coklat dan roskam besi atau roskam plastik akan memberikan noda hitam pada acian. Sehingga supaya acian tetap bersih sebaiknya acian dipoles menggunakan Styrofoam.
Memoles dengan Karet
Memoles acian dengan blok karet juga bisa memberikan hasil yang baik. Yang penting karet harus rata dan bersih. Beberapa tukang menggunakan potongan “sandal bekas” yang diberi pegangan.
Kamprot dan Roskam
Ada tukang yang menerapkan TR30 dengan campuran yang encer. Kemudian adukan tersebut dikamprotkan ke permukaan plesteran yang basah kemudian diratakan dengan roskam besi. Secara bertahap menambah ketebalan acian sesuai yang diinginkan. Acian tersebut kemudian dipoles dengan styrofoam setelah 1 jam. Cara ini agak lambat tetapi hasil akhirnya sangat bagus.
Roskam dari Paralon
Banyak tukang membuat roskam dari bahan pipa PVC. Caranya pipa PVC dipotong sepanjang kurang lebih 40 cm kemudian dibelah dan dipanaskan. Setelah dipanaskan PVC dipres hingga rata. Kemudian dipasang pegangan dari kayu. Acian menggunakan roskam PVC hasilnya sama dengan menggunakan roskam besi. Ada roskam plastik berwarna hitam yang banyak dijual di Toko material, tetapi roskam tersebut terlalu tebal dan kaku.
Memoles dengan Kertas Semen Bag
Memoles acian semen dengan menggunakan kantong kertas semen adalah sudah menjadi kebiasaan. Biasanya hasilnya kelihatan halus tetapi acian tidak rata. Untuk acian mortar putih, disamping hasilnya tidak rata juga akan membuat permukaan acian menjadi kotor.
Untuk hasil aplikasi Acian yang baik, gunakanlah White Mortar TR30. Aplikasi Acian menggunakan White Mortar TR30 :
• Tebal acian 1-3 mm
• Menggunakan roskam besi
• Poles permukaan acian setelah 20–30 menit dengan menggunakan styrofoam
1.0 Bangunan Rangka Baja
Bangunan menggunakan rangka baja, lantai dari beton dan dinding dari bata merah. Konstruksi baja tidak sekaku konstruksi beton sehingga biasanya terjadi pergerakan yang dapat mengakibatkan retak pada dinding.
Pasangan dinding bata pada dasarnya sangat kaku.
Kualitas plesteran tidak baik, banyak terjadi retak akibat struktural maupun akibat penyusutan. Mereka menggunakan acian mortar abu – abu pada dinding lantai dasar tetapi hasilnya banyak terjadi retak dan di beberapa tempat berdebu.
2.0 Mock up
Kami melakukan mock up White Mortar TR30 pada dinding lantai pertama dimana hanya terdapat beberapa keretakan akibat penyusutan pada plesteran dinding tersebut.
Kami hanya sekali membasahi dinding plesteran, kemudian melakukan acian TR30 seluas 1 m x 1 m. Ternyata waktu pengeringan terlalu cepat, kurang dari 20 menit, sehingga penyelesaian acian lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak memoles dengan styrofoam.
Kami melakukan mock up yang ke dua, tetapi dinding plesteran dibasahi sebanyak dua kali. Hal tersebut untuk memastikan acian tidak terlalu cepat kering. Hasilnya sangat baik dengan aplikasi sangat mudah dan hanya memerlukan sedikit memoles dengan styrofoam.
3.0 Rekomendasi
Kontraktor maupun tukang proyek tersebut sangat terkesan dengan proses maupun hasil acian TR30. Mereka juga dapat belajar bagaimana menerapkan acian TR30 dengan baik.
Masalah yang terjadi pada proyek tersebut antara lain:
3.1 Plesteran banyak terjadi retak yang disebabkan oleh pergerakan struktur baja dan akibat penyusutan.
Hal tersebut dapat diatasi dengan menambahkan dilatasi antara baja dengan dinding bata. Sedangkan retak akibat penyusutan disebabkan pasir yang digunakan banyak mengandung lumpur. Sebaiknya pasir yang digunakan kandungan lumpurnya tidak lebih dari 5 %.
Retak – retak pada plesteran tersebut dapat diatasi dengan mengisi retakan tersebut menggunakan White Mortar TR30 ditambah lem putih (50 gr / 2 kg TR30).
3.2 Retak – retak pada acian abu – abu.
Dilihat dari jenis retakanya hal tersebut disebabkan plesteran baru berumur tiga hari sudah dilakukan acian. Dimana plesteran pada umur tersebut masih terjadi penyusutan yang mengakibatkan retak pada acian. Disarankan acian dilakukan setelah plesteran berumur 14 hari.
3.3 Acian yang berdebu.
Hal tersebut disebabkan kurang membasahi plesteran sehingga acian terlalu cepat kering. Pada kondisi tersebut proses hidrasi semen terganggu sehingga mengakibatkan daya rekat acian rendah. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan membashi plesteran lebih banyak.
3.4 Acian mengelupas
Hal tersebut terjadi akibat plesteran yang rapuh akibat pasir yang digunakan mengandung banyak lumpur. Untuk memperbaikinya plesteran dan acian harus dikupas kemudian diplester dan diaci ulang.